https://arhan65.wordpress.com/2011/11/2 ... -al-quran/
Salah satu sumber yang bagus dalam sedikit banyak menelaah anak indigo dan kemampuan2nya yang sebetulnya sama sekali bukan hal yg luar biasa dan bukan komoditi untuk disombongkan. Coba dibaca deh.
Yang menjadi kekhawatiran banyak pihak dalam melihat anak indigo dari sisi Islam adalah perilaku anak indigonya sendiri dalam menyikapi keindigoannya dan bagaimana sampai level tertentu mereka dapat menyesatkan manusia lain dengan perilaku dan ucapannya. Kekhawatiran yg berlaku untuk semua manusia sebetulnya. Islam tidal pernah menolak realita jika memang itu terjadi. Sementara realita antar manusia satu dengan lainnya seringkali berbeda, dalam hal manusia indigo dan non indigo. Jika seorang manusia indigo mengalami realita dimana dia benar melihat makhluk ghaib, hal itu boleh diakui sebagai realita pribadinya. Yang agak repot saat manusia indigo ini berusaha membagikan realitanya kepada manusia lain yg tidak mengalami hal yg sama dalam hidupnya, saat hanya menjadi ucapan tanpa bukti, akhirnya cuma akan jadi fitnah dengan berbagai keburukan lain yang menyertainya. Di situ jalan terbuka bagi syeitan bekerja. Bisa jadi salah satu bentuknya adalah kekaguman dan kepercayaan buta seseorang terhadap manusia indigo tsb yg akhirnya mendekatkan dia pada musyrik/syirik.
Saya pun dulu sering ragu/takut/bertanya2 ttg kemampuan2 yg masuk dlm kharakteristik indigo, apakah dari Allah/ dari syeitan. Tapi pada akhirnya saya memilih percaya dan meyakini bahwa indigo atau bukan, saat manusia beriman dan bertakwa, insyaallah akan mampu membentengi dirinya dari perilaku yang bisa menimbulkan amarah Sang Pencipta. Bahwa kharakteristik indigo hanyalah bersifat potential (yang adalah hasil dari kecerdasan dan faktor yang melatarbelakanginya), bahwa kemampuan2 yang tidak biasa dr anak indigo adalah buah dr pengolahan potensi, dan buah tersebut juga bisa adalah wujud dari godaan/cobaan untuk manusia indigo tsb (lagi2 butuh kecerdasan yg mumpuni untuk mengetahuinya). Tugas manusia adalah memutuskan akan menjadikan potensi itu sebagai apa? Membawa ke kebaikan dan kebenaran atau sebaliknya (yang tentu jg membutuhkan kecerdasan dalam iman dan takwa dalam menjalankannya).
Salam,
Anjani